Suamiku…..
Di saat engkau masih sibuk dengan
pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. Waktu di
rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu
aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari perhatian itu, namun
terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau
bisa melihat kebaikanku yang lain.
Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19].
Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19].
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan,
“Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya,
dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.” Jika engkau
melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan
membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia
tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia
sukai. (HR. Muslim)
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di
dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah
Alllah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau hanya
menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri
tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah
engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.
Saat diriku rela pergi bersama dirimu,
kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang
mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan
senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku,
ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku.
Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seseorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab,
“Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika
laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia
tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah
laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja
ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri
tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah
menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut,
janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah
bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri,
beliaupun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan
memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras
terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak
pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau
terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang
akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap
istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku
adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari
cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan
adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi
tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.
Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu.
Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya?
Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.
Wahai Allah,Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya?
Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku,
jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.
Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Amin ya rabbal alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar